Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling
mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan
merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita
adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi
cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang
pria jatuh hati. Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu
mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah
mereka duga, orang tua yang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang
yang terpandang
di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya,
mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria
berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya,
apapun resikonya bagi dia. Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria
menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria
terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan
orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman
dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk
membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya.
Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar
berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat
merugikan masa depannya. Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin
lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu
keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh
orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya
di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya,
kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb
untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah
dan ibu sang pria... Mereka kemudian memohon pengertian dari sang
wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan
perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya
akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan
tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang
akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.
Mereka bahkan
memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan
kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain. Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat
sulit?.
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain. Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat
sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb
untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang
menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria
kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang
tuanya. 'Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai
seseorang yang
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua', kata sang ibu.
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua', kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat.
Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi
meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang
pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua,
bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat
perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini,
dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat
tersebut. Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan
cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju
sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan
dan membesarkan anaknya.
==========0000000000==============
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya...
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya...
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2
sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera
dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit
selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan
dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu
tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah
hati untuk memberikan pinjaman. Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan
untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan
tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama.
Tetapi sang
ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk
membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah
berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak
tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko
daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir
bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide.
Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah
pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan
alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak
membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong
kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya
sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan
menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh
para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga
tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu ............ .
==========0000000000==============
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya... Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau'
(terjemahannya 'Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik'. Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas. Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya... Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau'
(terjemahannya 'Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik'. Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas. Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak
jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek
pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan
depan.
'Apakah kamu punya uang?' tanya
sang pemilik toko. 'Tidak sekarang, nanti saya akan punya', kata sang
anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul
untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut,
kiranya sang anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya,
sang kakek bertanya 'Dari mana kamu mendapatkan uang
itu? Bukan mencuri kan?'. 'Saya tidak mencuri, kakek.
Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya
biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama
sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang
jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi
ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan
marah' kata sang anak. Sang pemilik toko tampak
kagum pada anak tsb.
kagum pada anak tsb.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di
sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat
pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur
haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu
tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
'Apakah kamu mencuri, Nak?' Sang anak diam
seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana
ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu
menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri.
'Walaupun kita miskin, kita tidak boleh
mencuri. Bukankahibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?' kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul
anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus
mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang
ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya.
Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para
tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian
prihatin setelah mengetahui kejadiannya.
'Ia sebenarnya anak yang
baik', kata salah satu tetangganya.
Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang
berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang
merupakan familinya. Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera
mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu
untuk menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko,
memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.
'Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh
berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu
dari ibunya'. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu.
Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana
sang anak tiba2 muncul di tokonya
sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan
kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya
hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat
selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan
tetangganya.
Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya
menangis dengan tersedu sedu.
'Maafkan saya, Nak.'
'Tidak Bu, saya yang bersalah'.............. ..
===========000=================
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota,
dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan
sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah
punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya,
bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak.
Kami bisa hidup dengan
baik tanpa bantuanmu.
baik tanpa bantuanmu.
Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang
pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi
sang ibu tidak mau mengizinkan.
===========000==================
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik,
dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia
tidak sanggup membiayainya.
Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia
tidak menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan
keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang
mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali
mengajak anaknya berkeliling kota, bermain2 di taman
kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You
Mama Hau', lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua
penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya
pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal
bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.
'Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan
kamu, Nak' kata ibu.
'Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya
sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila
sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan
saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu', kata sang
anak.
Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah
sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh
setiap saat. Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat
senang melihat
anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2
ingin ikut pulang
dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia
peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak.
'Saya
ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu', teriak sang anak dengan
nada yang polos.
Dengan
hati sedih dan menangis, sang ibu berkata 'Nak,
kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek
akan bermain bersamamu.'
'Tidak, aku tidak mau mereka.
Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya?
Ibu sekarang tidak mau saya lagi', sang anak
mulai menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di
rumah besar tsb tidak
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2
'Kalau
ibu sayang padaku, bawalah saya
pergi, Bu'.
Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa
dengan mengatakan 'Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini', ibunya segera
lari keluar meninggalkan rumah tsb.
Tampak anaknya meronta2
dengan ledakan tangis yang memilukan.
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya.
Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah
dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka
berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak
tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya
alasan untuk hidup, anaknya tercinta. Kemudian ibu yang malang
itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya.
Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa
anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan
baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik.
Segera,
niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.........
niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga.........
===========000=================
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya.
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya.
Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia
tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa
tempat tinggal ibunya, Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini
telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada
yang tahu kemana ibunya pergi.
Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia
duduk di depan rumah tsb, menangis
'Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi.'
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas,
ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah
selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang.
Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.
Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang
juga sangat terkejut. Polisi
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang. Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu berdoa, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang. Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu berdoa, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat
bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil di
desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan
pertolongan, mohonlah kepada Tuhan yang welas asih. Tuhan pasti akan
menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke
kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya. Benar saja, ternyata sang
anak berada di sana.
Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi
sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat
menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan
berguling2 jatuh ke bawah.......... ..
berguling2 jatuh ke bawah.......... ..
==========0000000000==============
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak
sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut
dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak
pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya
kemana2, tetapi
hasilnya nihil.
hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang
anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka
tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah
jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb
terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu
sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan
mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri
pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng
kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah
'Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat
anakku?' kata pengemis tua itu
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa
disadari, ia segera menyanyikan lagu 'Shi
Sang Ci You Mama Hau' dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis
tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama.
Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat
ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan
haru
'Ibu? Ini saya ibu'.
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka
sang anak, lalu bertanya, 'Apakah kamu ??..(nama
anak itu)?' 'Benar bu, saya adalah anak ibu?'. Keduanya pun berpelukan
dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi ................
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang
terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap
hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan
keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya
Perenungkan
untuk kita renungkan bersama-sama:
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan
apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan
nyawanya.. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda,
ataupun disaat Ibu
sudah tua :
- Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
- Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya. Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ...........
Tidak diragukan lagi 'Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia
di dunia ini' Ingin bergabung dalam
sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda lakukan :
1. Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di
dunia ini), ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan2 SEKARANG
INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang
terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini juga, just to say
'hello'. Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu
Anda... Hidangkan makanan favoritnya, dst.
2. Kirimkan kisah film ini kepada saudara/i Anda,
teman2 Anda, maupun rekan2 kerja Anda
(minimal 5, kalau 100 org lbh baik lagi). Bagi sebagian dari mereka, kisah ini
mungkin akan seperti setetes embun yang menyegarkan jiwa mereka, yang
terkadang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
Anda sungguh berjasa dalam hal ini?? Mom,
my beloved. I love you Mom forever………in my deep heart….
jangan lupa dicoment ya ^_^
Dibaca Juga Ya Artikel Menarik Lainya: